MAKALAH
KONSEP DAN AKTIVITAS PERKANTORAN
DI PERPUSTAKAAN
Disusun
oleh:
Nama : Faisol Abdul Kharis
NIM :
13040112130125
Jurusan/Kelas : S1 Ilmu Perpustakaan/B
Mata kuliah : Administrasi Perkantoran
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2013
ABSTRACT
Kantor merupakan bagian dari
organisasi yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat pengendalian
suatu kegiatan informasi. Konsep kantor terbagi atas
dua jenis, diantaranya adalah kantor dalam arti statis dan kantor dalam arti
dinamis. Perpustakaan
juga merupakan suatu organisasi atau lembaga yang melakukan kegiatan
administrasi dan merupakan salah satu tempat pengendalian suatu kegiatan
informasi. Dalam administrasi perkantoran yang dilakukan di ruang lingkup
perpustakaan diperlukan adanya pengelompokan dan pengaturan berbagai macam kegiatan
dalam penyelenggaraan perkantoran di perpustakaan guna membantu pimpinan
organisasi atau instansi perpustakaan tersebut dalam pengambilan keputusan dan
pencapaian tujuan organisasi.
Keywords: perpustakaan; perkantoran; konsep perkantoran;
aktivitas perpustakaan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Organisasi
merupakan salah satu jenis wadah perlengkapan di masyarakat yang dibentuk oleh
orang-orang dengan tujuan dapat memperoleh efisiensi kerja tertentu yang
sebesar-besarnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), yang
dimaksud dengan organisasi adalah suatu satu kesatuan atau susunan dan
sebagainya yang terdiri atas bagian-baian orang dan sebagainya untuk tujuan
tertentu; kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai
suatu tujuan bersama.
Dalam
mewujudkan efisiensi kerja tersebut, maka suatu organisasi harus memiliki
tempat atau ruangan yang disediakan dan biasa disebut dengan kantor.
Kantor
adalah suatu gedung, rumah atau ruangan tempat mengurus suatu pekerjaan; tempat
bekerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Jadi, kantor merupakan bagian
dari organisasi yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat
pengendalian suatu kegiatan informasi. Hal ini berarti segala macam urusan di
dalam organisasi harus melewati kegiatan perkantoran dan keluar masuknya
informasi menyangkut organisasi juga harus melalui kantor. Sehingga kantor
sangat diperlukan demi terwujudnya organisasi yang baik.
Perpustakaan
juga merupakan suatu organisasi atau lembaga yang melakukan kegiatan
administrasi dan merupakan salah satu tempat pengendalian suatu kegiatan
informasi.
Perpustakaan
ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan
menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual
(Sulistyo-Basuki, 1991:3).
Perpustakaan
sebagai institusi mencakup organisasi perpustakaan, perkembangannya, peranannya
dalam masyarakat serta sumbangan perpustakaan terhadap sejarah manusia.
Pengorganisasian koleksi perpustakaan (buku dalam arti luas) termasuk cara
mengolah, menyimpan serta temu kembali sebaik, secepat dan semurah mungkin.
Dalam
administrasi perkantoran yang dilakukan di ruang lingkup perpustakaan,
diperlukan adanya pengelompokan dan pengaturan berbagai macam kegiatan dalam
penyelenggaraan perkantoran di perpustakaan guna membantu pimpinan organisasi
atau instansi perpustakaan tersebut dalam pengambilan keputusan dan pencapaian
tujuan organisasi. Dalam penyelenggaraan aktivitas atau kegiatan perkantoran di
perpustakaan tersebut, maka harus dilakukan pengorganisasian tugas-tugas
operasional perpustakaan, penentuan lokasi perpustakaan, penyusunan tata ruang
di perpustakaan, penunjukan dan pengelompokan sumber daya manusia, penyusunan
tata cara pelaksanaan tugas-tugas perkantoran di perpustakaan hingga penyusunan
buku pedoman pegawai dan peningkatan efisiensi pekerjaan kantor di
perpustakaan.
Oleh
karena itu, penulis akan membahas konsep-konsep perkantoran dan perpustakaan
serta aktivitas perkantoran yang terdapat di perpustakaan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1.
Apa saja
aktivitas-aktivitas perkantoran yang terdapat di perpustakaan?
2.
Bagaimanakah
konsep-konsep aktivitas perkantoran yang terdapat di perpustakaan?
1.3
Tujuan
Sesuai
dengan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui apa
saja aktivitas-aktivitas perkantoran yang terdapat di perpustakaan.
2.
Untuk mengetahui
seperti apa konsep-konsep perkantoran dan perpustakaan serta aktivitas
perkantoran yang terdapat di perpustakaan.
1.4
Manfaat
Makalah
ini secara umum dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber rujukan untuk
melakukan pengkajian terhadap aktivitas dan konsep-konsep perkantoran yang
terdapat di perpustakaan ataupun yang relevan dengan tema dari makalah ini.
Secara khusus manfaat makalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bagi
penulis:
1.
Dengan menulis makalah
ini, penulis dapat mengetahui apa saja aktivitas-aktivitas perkantoran yang
terdapat di perpustakaan.
2.
Menambah wawasan
penulis tentang
aktivitas-aktivitas perkantoran yang dilakukan di dunia perpustakaan.
3.
Makalah ini dapat
digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian ataupun sebagai media
pelengkap pembelajaran yang relevan dengan permasalahan makalah ini.
Bagi
pembaca:
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian ataupun
sebagai media pelengkap pembelajaran yang relevan dengan permasalahan makalah
ini.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Kantor
Kantor
adalah suatu gedung, rumah atau ruangan tempat mengurus suatu pekerjaan; tempat
bekerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Jadi, kantor merupakan bagian
dari organisasi yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat
pengendalian suatu kegiatan informasi. Hal ini berarti segala macam urusan di
dalam organisasi harus melewati kegiatan perkantoran dan keluar masuknya
informasi menyangkut organisasi juga harus melalui kantor. Sehingga kantor
sangat diperlukan demi terwujudnya organisasi yang baik.
2.2
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan merupakan hal yang
penting untuk diadakan dan di perhatikan secara khusus karena melihat fungsi
dan isinya. Namun untuk memperkuat teori tentang perpustakaan ada bebrapa pakar
yang mendefinisikan perpustakaan. Salah satunya menurut Sulistyo-Basuki yang
mendefinisikan bahwa:
“Perpustakaan adalah sebuah ruangan
atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan
untuk dijual” (Sulistyo-Basuki, 1991: 3).
BAB
II
PEMBAHASAN
3.1
Konsep
Menurut
Bahri (2008:30) Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang
mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi
terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek dihadirkan dalam
kesadaran orang yang berbentuk representasi mental tak berperaga. Konsep
sendiri pun dapat dilambangakan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
3.2
Konsep
Kantor
Kantor
adalah suatu gedung, rumah atau ruangan tempat mengurus suatu pekerjaan; tempat
bekerja (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001). Jadi, kantor merupakan bagian
dari organisasi yang menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat
pengendalian suatu kegiatan informasi. Hal ini berarti segala macam urusan di
dalam organisasi harus melewati kegiatan perkantoran dan keluar masuknya
informasi menyangkut organisasi juga harus melalui kantor. Sehingga kantor
sangat diperlukan demi terwujudnya organisasi yang baik.
Konsep
kantor terbagi atas dua jenis, diantaranya adalah kantor dalam arti statis dan
kantor dalam arti dinamis. Kantor dalam arti statis meliputi lay out kantor, peralatan dan mesin yang
digunakan dan lingkungan kantor, sedangkan kantor dalam arti dinamis meliputi
kegiatan administrasi, komunikasi dan kontrol atau pengawasan.
3.2.1 Kantor dalam
Arti Statis
Kantor
dalam arti statis bisa berarti ruang kerja, kamar kerja, markas,
biro, instansi, lembaga, jawatan, badan, perusahaan, serta tempat atau ruangan
penyelenggaraan kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan
penyampaian/pendistribusian data/informasi. Konsep kantor dalam arti statis ini
meliputi:
1.
Lay out
kantor
Lay out
kantor atau tata ruang kantor adalah pengaturan
ruang kantor secara terperinci untuk memberikan susunan perabot dan
perlengkapan yang praktis untuk melaksanakan pekerjaan kantor (Moekijat, 1989:14 dalam presentasi Fatchun Hasyim, 2013).
Tujuan lay
out kantor menurut The Liang Gie (1998:188) antara lain:
a.
Pekerjaan memiliki jarak tempuh sependek mungkin.
b.
Aktivitas tata usaha mengalir secara lancar.
c.
Ruang digunakan secara efisien untuk keperluan pekerjaan.
d.
Kesehatan dan kepuasan bekerja para pegawai dapat terpelihara.
e.
Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan.
f.
Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan yang
baik tentang organisasi itu.
g.
Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai pekerjaan dan
mudah diubah sewaktu-waktu diperlukan.
Sedangkan model lay out kantor menurut Hendi Haryadi
(2009:126) dibedakan menjadi dua, yakni model ruang kantor terbuka dan model
ruang kantor tertutup.
Model ruang kantor
terbuka merupakan ruangan untuk bekerja bersama-sama oleh beberapa karyawan dan
tidak dipisah-pisahkan, tetapi semua aktivitas dilaksanakan pada suau ruangan
yang besar.
Sedangkan model ruang
kantor tertutup merupakan ruangan kerja yang dipisahkan dalam kamar-kamar atau
ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.
2.
Peralatan dan mesin
Peralatan adalah alat yang digunakan
seseorang (dalam hal ini adalah staff ataupun karyawan yang bekerja di kantor)
untuk menyelesaikan tugas utamanya sehingga kegiatan di kantor berjalan secara
optimal dan sesuai tujuan yang diharapkan.
Peralatan yang terdapat di kantor
digolongkan dalam dua jenis yaitu yang bersifat habis pakai dan yang bersifat
tahan lama. Pengertian peralatan yang habis pakai maksudnya adalah peralatan
yang relatif cepat habis seperti bolpoint,
pena, pensil, kertas, kertas untuk membuat surat dan lain sebagainya. Jenis
peralatan ini biasanya diadakan setahun sekali. Sedangkan peralatan yang
bersifat tahan lama maksudnya adalah peralatan yang dapat digunakan terus-menerus
dalam jangka waktu yang relatif lama, misalnya mesin ketik, pelubang kertas,
gunting, penggaris, mesin cetak, mesin pengganda (mesin fotokopi), mesin scanner, mesin pemotong kertas dan lain
sebagainya.
Selain kedua jenis peralatan
tersebut, di suatu kantor yang sudah maju (modern) banyak menggunakan peralatan
elektronik sebagai penunjang kegiatan perkantorannya, misalnya komputer,
telepon, pendingin ruangan (Air
Conditioner) dan lain sebagainya.
3.
Lingkungan kantor
Yang dimaksud dengan lingkungan kantor adalah semua
faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi faktor pengambilan keputusan
kantor serta hasil pelaksanaannya. Faktor internal terdiri dari faktor-faktor
yang ada di dalam kantor tersebut. Faktor-faktor tersebut membentuk suasana
dimana pekerjaan perkantoran tersebut dilakukan. Sedangkan inti dari lingkungan
eksternal adalah jaringan hubungan yang dilakukannya. Hubungan tersebut
meliputi transaksi yang dilakukan perpustakaan dengan pengguna, pemasok,
organisasi induk dan sponsor serta pemerintah.
3.2.2 Kantor dalam
Arti Dinamis
Kantor
dalam arti dinamis merupakan proses penyelenggaraan kegiatan manajemen
perkantoran yang melipui kegiatan Planning
(merencanakan), Organizing (mengorganisasikan),
Actuating (melaksanakan), Controlling (pengawasan). Selain
kegiatan-kegiatan manajemen perkantoran tersebut, ada satu kegiatan penting
yang wajib dilaksanakan dalam beraktivitas
di lingkungan perkantoran. Kegiatan tersebut adalah komunikasi.
1.
Manjemen
perkantoran
Manajemen
perkantoran merupakan suatu cabang manajemen yang berhubungan dengan pelayanan
(service) dalam perolehan, pencatatan
dan penganalisisan informasi, perencanaan dan pengkomunikasian dengan
fungsi-fungsi itu manajemen organisasi merawat aktivanya, mengembangkan
fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya dan mencapai sasaran-sasarannya.
Ada beberapa prinsip dalam
manajemen perkantoran, diantaranya:
a.
Manajer kantor, seorang
eksekutif yang harus membuat rencana, menyusun organisasi, dan melakukan
pengawasan terhadap sebagian besar pekerjaan kantor yang harus dilaksanakan,
serta memimpin para pegawai dalam melaksanakan tugas mereka.
b.
Tata ruang kantor.
c.
Mesin dan
perlengkapan-perlengkapan yang otomatis.
d.
Bussiness
Process Redesign (BPR), sistem dan prosedur kerja
harus diupayakan agar lebih efisien sekaligus dilakukan pengukuran dan
penyederhanaan kerja.
e.
Sistem manajemen arsip
harus dikembangkan sesuai dengan pengawasan arsip, termasuk menghilangkan
metode pengarsipan yang tidak efisien, penetapan jadwal pemusnahan arsip,
perbaikan sistem penelusuran arsip, dan perencanaan perbaikan formulir kantor.
f.
Hubungan kepegawaian
yang lebih ilmiah harus dikembangkan melalui analisis pekerjaan, program
diklat, nasihat kepegawaian, dan panduan perintah.
g.
Standar kualitas dan
kuantitas pekerjaan kantor harus dikembangkan dan digunakan.
h.
Kesadaran kerja,
bersamaan dengan konsep dasar manajemen ilmiah dalam pekerjaan kantor harus
dikembangkan.
Yang termasuk dalam proses
manajemen perkantoran antara lain:
a.
Planning
(merencanakan)
Membuat perencanaan
untuk diproyeksikan pada masa mendatang. Perencanaan memerlukan pengetahuan dan
pengalaman yang luas. Hasilny akan tampak pada keputusan apa saja yang akan
dilakukan serta metode pelaksanaan untuk mencapai sasaran.
b.
Organizing (mengorganisasikan)
Menyusun
struktur kekuasaan formal dengan batasan jelas dan dikoordinasi untuk mencapai
objek tertentu. Objek ini dicapai dengan dengan gabungan usaha berbagai
spesialis dalam organisasi.
c.
Actuating (melaksanakan)
Pengarahan
dan pengawasan secara efektif aktivitas-aktivitas dalam perkantoran, mengadopsi
dan menerapkan kebijakan kepegawaian yang dapat dikerjakan sehingga akan
memelihara suatu tingkatan pelatihan moral yang diinginkan.
d.
Controlling (pengawasan)
Pengawasan
administrasi perkantoran berfungsi untuk membantu memastikan apakah aktivitas
yang dilakukan pegawai administrasi sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Dilalaikannya
fungsi ini akan mengakibatkan kurang efektifnya proses administrasi kinerja
departemen, divisi dan stakehoders yang
lain.
Tujuan dari pengawasan adalah:
·
Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinyu, karena persaingan usaha
yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya.
·
Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan
menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat
atau bahan.
·
Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai
dan dapat dipakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.
·
Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan.
·
Meningkatkan keterikatan terhadap tujuan organisasi agar tercapai.
2.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita, pesan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001).
Proses Komunikasi
a.
Develop an idea (berfikir, mengembangkan ide).
Sebelum pengiriman pesan, sender
berfikir dahulu mengenai apa yang akan disampaikan.
b.
Encoding (merubah pesan ke dalam bentuk
sandi). Mengubah pesan informasi ke dalam simbol-simbol (sandi) misalnya
tulisan, angka, gerakan tubuh, yang mampu memindahkan pengertian.
c.
Transmitting the message (pengiriman berita/penyampaian
pesan) baik verbal maupun non verbal atau bagaimana pesan akan disampaikan.
d.
Memilih channel
(saluran) untuk mengirimkan pesan agar saluran komunikasi terbebas dari
hambatan.
e.
Receiver (penerima berita). Penerimaan pesan
oleh receiver (penerima) melalui
panca inderanya.
f.
Decoding (pengertian atau penterjemahan pesan).
Receiver mengerti atau memahami akan
isi pesan yang disampaikan oleh sender
dengan mengartikan atau menterjemahkan simbol-simbol atau sandi.
g.
Feedback (respon, tanggapan, umpan balik).
Fungi komunikasi
a.
Fungsi
Kontrol
Komunikasi
formal dapat dilakukan untuk mengontrol karyawan dengan menanyakan ulang
diskripsi pekerjaannya. Komunikasi informal juga dapat mengontrol perilaku
karyawan (misalnya, bila ada karyawan
yang memberi layanan dengan lambat/salah
temanya akan mengingatkan).
b.
Fungsi
Motivasi
Fungsi ini biasanya
diberikan melalui feedback kepada
bawahan (sebaik apa mereka mengerjakan pekerjaan, dan pemberian motivasi untuk
memperbaikinya atau meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang).
c.
Fungsi
Emosi
Salah satu
tujuan bekerja adalah melakukan interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan
secara formal ataupun informal dimana masing-masing anggota organisasi dapat
mengekspresikan emosi seperti frustasi, tidak puas dengan pekerjaan yang
ditanganinya kepada teman kerja dan lain sebagainya.
d.
Fungsi
Informasi
Fungsi ini
digunakan untuk memperlancar pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen.
3.3
Konsep Perpustakaan
3.3.1 Pengertian
Perpustakaan
Perpustakaan merupakan hal yang
penting untuk diadakan dan di perhatikan secara khusus karena melihat fungsi
dan isinya. Namun untuk memperkuat teori tentang perpustakaan ada bebrapa pakar
yang mendefinisikan perpustakaan. Salah satunya menurut Sulistyo-Basuki yang
mendefinisikan bahwa:
“Perpustakaan adalah sebuah ruangan
atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan
untuk dijual” (Sulistyo-Basuki, 1991: 3).
Dalam pengetian ini, perpustakaan diidentikan dengan
ruangan, koleksi, penyimpanan, pemanfaatan (Lasa Hs, 2005:48). Sebagai lembaga
keilmuan, perpustakaan tidak disyaratkan tenaga pengelolanya yang semestinya
dikelola oleh tenaga terdidik.
Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia dalam Lasa Hs
(2005:49), perpustakaan diartikan dengan kumpulan buku yang tersimpan di suatu
tempat tertentu milik suatu instansi tertentu. Perpustakaan modern seperti
sekarang ini juga menyediakan video, film, kaset, piringan hitam dan
sebagainya. Dalam pengertian ini perpustakaan hanya terbatas pada sejumlah
bahan pustaka (bahan buku dan nonbuku) yang dimiliki oleh suatu lembaga swasta
atau pemerintah.
Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 43 tahun 2007 tentang
Perpustakaan pasal 1 ayat (1) menjelaskan bahwa:
“Perpustakaan
adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”
(pasal 1 ayat (1) UU RI No. 43 tahun
2007 tentang Perpustakaan).
3.3.2 Aktivitas
Perkantoran di Perpustakaan
Perpustakaan
sebagai lembaga pendidikan dan lembaga informasi akan memiliki kinerja yang
baik apabila ditunjang dengan manajemen yang memadai. Dengan adanya manajemen,
seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan, sehingga seluruh elemen dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha
memfungsikan diri sesuai ketentuan lembaga/perpustakaan.
Setiap
organisasi memerlukan manajemen. Manajemen berfungsi untuk mengatur aktivitas
seluruh elemen dalam suatu lembaga. Oleh karena itu, dalam proses manajemen
diperlukan perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan dan
pengendalian.
1.
Perencanaan
perpustakaan
Perpustakaan
sebagai lembaga yang selalu berkembang memerlukan perencanaan dalam
pengelolaan, meliputi bahan informasi, sumber daya manusia, dana, gedung/ruang,
sistem dan perlengkapannya. Tanpa adanya perencanaan yang memadai, maka tidak
jelas tujuan yang akan dicapai, tumpang tindihnya pelaksanaan dan lambannya
perkembangan perpustakaan.
Sumber
daya manusia merupakan unsur pendukung utama dalam kegiatan organisasi/lembaga.
Maju mundurnya perpustakaan tergantung pada kualitas sumber daya manusianya.
Kebutuhan sumber daya manusia untuk perpustakaan perlu direncanakan dengan
mempertimbangkan jenis kegiatan, kualitas dan kuantitas tenaga, spesialisasi,
pemanfaatan teknologi informasi, dana dan tingkat pendidikan pemakai. Oleh
karena itu, kebutuhan tenaga untuk satu jenis perpustakaan berbeda dengan jenis
perpustakaan yang lain.
Menurut
Lasa Hs dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perpustakaan menyebutkan pentingnya
perencanaan bagi suatu perpustakaan disebabkan karena hal-hal berikut ini:
a.
Perencanaan
merupakan dasar pelaksanaan aktivitas dalam perpustakaan.
b.
Perencanaan
merupakan alat pengawasan.
c.
Perencanaan
yang proporsional akan membawa efektivitas dan efisiensi.
Perencanaan
dalam perpustakaan dapat berfungsi untuk:
a.
Membantu
tercapainya tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, suatu
perencanaan harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
b.
Tercapainya
efektivitas dan efisiensi yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam merumuskan
tujuan dan alat yang tepat untuk mencapai tujuan.
2.
Pengorganisasian
Pengorganisasian
merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
elemen-elemen dalam suatu lembaga. Penyatuan langkah ini penting agar tidak
terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.proses pengorganisasian suatu
perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki sumber daya, sumber
dana, prosedur, koordinasi dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu.
Koordinasi sebenarnya merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan pada
satuan-satuan yang terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan lembaga
perpustakaan secara efisien.
Sementara
itu Sulistyo-Basuki (1993:193) menyatakan bahwa koordinasi merupakan pengaitan
berbagai bagian organisasi untuk mencapai pelaksanaan yang harmonis. Oleh
karena itu diperlukan penyesuaian terus menerus antar bagian dalam suatu
organisasi.
Struktur Organisasi Perpustakaan
Organisasi
timbul karena adanya kebutuhan untuk mengumpulkan orang-orang dalam rangka
pencapaian tujuan bersama melalui pembagian kerja. Pembagian kerja ini akan
efektif apabila di dalam organisasi yang jelas, baik secara makro maupun mikro.
Struktur
organisasi yang efektif akan merefleksikan tujuan dan sasaran. Dengan adanya
struktur, program-program dari kegiatan yang hampir sama akan dapat
diidentifikasi lalu dikelompokkan ke dalam suatu unit kerja dalam rangka
pencapaian tujuan perpustakaan.
Ada
beberapa macam struktur organisasi dalam perpustakaan. Hal ini dimengerti
karena perbedaan masyarakat yang dilayani, lembaga yang menaunginya, dana,
sumber daya manusia. Oleh karena itu struktur masing-masing jenis perpustakaan
dapat disebutkan sebagai berikut:
a.
Struktur
organisasi perpustakaan sekolah
b.
Struktur
organisasi perpustakaan khusus
c.
Struktur
organisasi perpustakaan umum
d.
Struktur
organisasi perpustakaan perguruan tinggi
e.
Struktur
organisasi perpustakaan masjid
3.
Penganggaran
Anggaran
erat hubungannya dengan proses perencanaan lembaga (dalam hal ini adalah
lembaga perpustakaan), karena sumber daya dan kegiatan akan memerlukan anggaran
untuk mencapai tujuan perpustakaan atau pusat informasi.
Penganggaran
adalah suatu rencana yang membuat penerimaan dan pengeluaran yang sudah
dinyatakan dalam jumlah uang. Anggaran ini biasanya disusun setiap tahun.
Penganggaran
berfungsi sebagai:
a.
Alat
perencanaan
b.
Alat
koordinasi
c.
Alat
pengendalian
d.
Menetapkan
standar kegiatan yang akan dilaksanakan
4.
Kepemimpinan
Kepemimpinan
yang efektif tergantung sejauh mana seorang pemimpin itu mampu menggunakan
berbagai gaya kepemimpinan dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan yang efektif
tidak mesti tergantung pada pemilikan sifat tertentu, tetapi juga dipengaruhi
oleh kemampuannya dalam menangani situasi tertentu yang dihadapinya.
Perpustakaan
sebagai lembaga informasi, dalam proses manajemennya terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penganggaran, kepemimpinan, dan pengawasan. Dalam pelaksanaan
semua hal di atas memerlukan interaksi pemimpin dan yang dipimpin. Hubungan
kedua elemen ini mempengaruhi kinerja perpustakaan yang amat ditentukan oleh
kepemimpinan yang berfungsi atas dasar kekuasaan untuk mengajak dan mengerakkan
orang lain untk melakukan kegiatan demi mencapai tujuan tertentu.
Seorang
pemimpin perpustakaan harus memiliki kekuasaan dan wewenang untuk mempengaruhi
dan memotivasi bawahan. Motivasi merupakan proses pengembangan dan pengarahan
perilaku baik indvidu maupun kelompok agar mereka meningkatkan produk yang
diharapkan sesuai tujuan dan sasaran organisasi/perpustakaan.
Keberhasilan
kepemimpinan perpustakaan dipengaruhi oleh kualitas pimpinan dalam memotivasi
bawahan agar mampu bekerja dengan baik dan mencapai prestasi puncak sesuai
kemampuan dan keahlian masing-masing.
5.
Pengawasan
Pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab suatu perpustakaan perlu pengawasan agar dapat
diperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, selain untuk memperoleh
peningkatan kualitas. Dengan peningkatan ini diharapkan mampu menjamin aktivitas-aktivitas yang dilakukan
sehingga memberikan hasil atau produk seperti yang diharapkan.
Adanya
pengawasan yang baik dalam sistem perpustakaan dan tindakan korektif
menunjukkan bahwa sistem manajemen itu sehat. Apabila fungsi-fungsi manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan dapat
berjalan dengan baik, berarti sistem manajemen perpustakaan itu sudah baik.
6.
Komunikasi
Proses
komunikasi di perpustakaan:
a.
Pustakawan
sebagai komunikator, menyampaikan pesan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menyampaikan pesan-pesan berisi informasi.
b.
Informasi
perpustakaan sebagai pesan. Pesan yang disampaikan berwujud lisan/ucapan,
tulisan di buku atau bahan cetak lainnya.
c.
Koleksi
perpustakaan sebagai media yang digunakan dalam proses komunikasi.
d.
Masyarakat
pengguna atau pustakawan sebagai komunikan
e.
Efek
yang ingin dicapai adalah agar pengetahuan, sikap maupun perilaku komunikan
dapat berubah
Lay out dalam
Perpustakaan
Yang dimaksud dengan penggunaan lay out dalam perpustakaan adalah:
1.
Lay out tertutup adalah dimana si pembaca
tidak dapat mengambil buku sendiri melainkan harus melalui petugas dan buku
dicari melalui katalog yang tersedia. Pada akses tertutup biasanya perpustakaan
memberi penyekat kaca atau partisi untuk membatasi pengunjung (ruang baca)
dengan menyimpan koleksi perpustakaan, penggunaan penyekat kaca antara stock
dan ruang baca menurut seorang arsitek bernama Mise Vander Rohe merupakan wujud
dari konsep tranparasi yaitu bidang pembatas yang digunakan bukan lagi diding
melainkan dengan kaca. Ada beberapa dasar pola ruang berdasarkan dinding
pembatasanya menurut Edward Hall dalam Laurens (2004:194) yaitu:
a.
Ruang berbatas tetap dilingkupi oleh pembatas yang relatif
tetap dan tidak mudah digeser seperti dinding
dan jendela.
b.
Ruang berbatas semi adalah yang pembatasnya bisa berpindah
pindah.
c.
Ruang informal adalah ruang berbentuk singkat jika
diperlukan.
2.
Lay out terbuka adalah pengunjung dapat
bebas memilih atau mencari buku yang diinginkan tanpa bantuan dari petugas.
kelemahannya adalah buku bisa cepat rusak atau hilang.
Dewasa ini, akan lebih cocok menggunakan lay out yang terbuka karena ini tidak
akan membuat repot pengunjung dan pustakawan.dan juga lay out terbuka akan sangat efektif mungkin karena apa yang
diinginkan pegunjung maka mereka akan mengambil sendiri yang mereka mau baca
dan sesuai. Lay out yang baik adalah
yang berhasil menarik banyak pengunjung untuk datang ke perpustakaan karena
mereka juga melihat tata ruang perpustakaan yang bagus dan nyaman.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kantor merupakan bagian dari organisasi yang
menjadi pusat kegiatan administrasi dan tempat pengendalian suatu kegiatan
informasi. Konsep kantor terbagi atas dua jenis, diantaranya adalah kantor
dalam arti statis dan kantor dalam arti dinamis. Kantor dalam arti statis
meliputi lay out kantor, peralatan
dan mesin yang digunakan dan lingkungan kantor, sedangkan kantor dalam arti
dinamis meliputi kegiatan administrasi, komunikasi dan kontrol atau pengawasan.
Perpustakaan juga merupakan suatu
organisasi atau lembaga yang melakukan kegiatan administrasi dan merupakan
salah satu tempat pengendalian suatu kegiatan informasi.
Dalam administrasi perkantoran yang
dilakukan di ruang lingkup perpustakaan, diperlukan adanya pengelompokan dan
pengaturan berbagai macam kegiatan dalam penyelenggaraan perkantoran di
perpustakaan guna membantu pimpinan organisasi atau instansi perpustakaan
tersebut dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan organisasi. Dalam
penyelenggaraan aktivitas atau kegiatan perkantoran di perpustakaan tersebut,
maka harus dilakukan pengorganisasian tugas-tugas operasional perpustakaan,
penentuan lokasi perpustakaan, penyusunan tata ruang di perpustakaan,
penunjukan dan pengelompokan sumber daya manusianya, penyusunan tata cara
pelaksanaan tugas-tugas perkantoran di perpustakaan hingga penyusunan buku
pedoman pegawai dan peningkatan efisiensi pekerjaan kantor di perpustakaan.
4.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Badudu-Zain. 2001. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Ensiklopedia
Nasional Indonesia Vol. 16. 1990. Jakarta: PT Cerah
Pustakatama.
http://library.uii.ac.id/sdm/publikasi-perpustakaan-uii/Buletin-Perpustakaan/Edisi-46-Desember-2005/Analisis-Lingkungan-Perpustakaan/ (diakses pada tanggal 29 Juni 2013).
http://putraews.blogspot.com/2012/01/pengawasan-dan-penilaian-perpustakaan.html (diakses pada tanggal 29 Juni 2013).
Lasa
Hs. 2005. Manajemen Perpustakaan.
Yogyakarta: Gama Media.
Murniati. 2006. Skripsi Proses Komunikasi di
Perpustakaan. Medan: Fakultas Perpustakaan dan Sistem Informasi USU http://repository.usu.ac.id/handle/1234567889/6412 (diakses pada tanggal 29 Juni 2013).
Sulistyo-Basuki.
1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta: Gramedia.